MAKALAH
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT
BASED LEARNING / PJBL) SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN HABIT OF MIND SISWA
Disusun untuk memenuhi
Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Eka Fitriah,S.Si,M.Pd
Disusun Oleh:
Dwi Ayu
Ratnasari
Dewi Nurftriani
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Inovasi Pembelajaran Biologi, shalawat serta salam semoga Allah tetap
melimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, serta
kepada kita selaku umatnya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang “Implementasi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning / PJBL) Sebagai Upaya Mengembangkan Habit Of Mind Siswa”
yang bertujuan agar mahasiswa mengerti Inovasi Pembelajaran Biologi yang di gunakan
dalam perkuliahan ini. Penyusun ucapkan
terima kasih kepada:
1.
Allah Yang Maha
Esa, yang telah memudahkan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Orang tua, yang
telah mendoakan dan memberikan dukungan berupa materi dan nonmateri.
3.
Eka Fitriah,S.Si,M.Pd
sebagai dosen mata kuliah Inovasi Pembelajaran Biologi, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
4.
Rekan-rekan
mahasiswa, yang telah membantu dalam bentuk apapun.
Penyusun makalah sangat menyadari bahwa makalah kami
ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang dapat membangun dan
memperbaiki demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca.
Cirebon, Februari 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model pembelajaran berbasis proyek adalah langkah –
langkah pembelajaran berbasis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
dilakukkan melalui suatu proyek dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan
melalui langkah – langkah tertentu pula dan untuk menunjukan kapasitas yang
sesungguhnya, selain itu model ini juga berfungsi untuk mengembangkan fungsi
otak kanan dan otak kiri pada diri siswa.
Metode yang digunakan lebih berfokus pada proses
belajar mengajar untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan
model pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa.
Ada beberapa hal yang mendasari pembelajaran
berbasis proyek tepat diterapkan dalam diberlakunya kurikulum berbasis
kompetensi. Hal itu disebabkan pertama selama ini pembelajaran berpusat pada
guru sedangkan siswa hanya menjadi objek sehingga membuat siswa tidak dapat
melihat alternative lain untuk dpat menyelesaikan masalahnya secara efektif dan
efesien. Akhirnya siswa tidak dapat meng aplikatifkannya dan membuatnya hanya
mampu dalam menghafal saja semua rumus,konsep tanpa memahaminya. Kedua,
pembelajaran IPS ekonomi masih menerapkan konsep yang tradisional seperti
menerangkan konsep, memberikan contoh kemudian memberikan siswa ltihan –
latihan. Hal tersebut membuktikan bahwa guru lebih aktif dalam menerngkan
materi dan siswa lebih pasif dalam pembelajaran. Oleh karena itu model
pembelajaran berbasis proyek siswa diharapkan untuk mengembangkna sendiri
pengetahuannya tanpa menghilangkan peran seorang guru sebagai fasilitator dan
klarisifikator.
Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen,
pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses
tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi
tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah
keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata
pelajaran maupun pendidikan pada umumnya. Jika guru terlibat didalamnya dengan
segala macam metode yang dikembangkannyamaka yang berperan sebagai pengajar berfungsi
sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan
sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha-usaha guru dalam proses
tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus belajar maupun
umum proses belajar dapat tecapai.
Model pembelajaran berbasis proyek memberikan guru
untuk meninggalkan pembelajaran tradisional untuk memberikan pembelajaran yang
baik sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup sehingga tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan dari setiap kompetensi dasar bisa tercapai dan siswa
mampu melakukan belajar tuntas.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
pembelajaran berbasis proyek ?
2.
Bagaimana karakteristik pembelajaran
berbasis proyek ?
3.
Apa penerapan pembelajaran
berbasis proyek (Project Based
Learning / PJBL) terhadap belajar siswa?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui apa pengertian dari
pembelajaran berbasis proyek.
2.
Mengetahui apa saja karakteristik
dari pembelajaran berbasis proyek.
3.
Mengetahui penerapan pembelajaran
berbasis proyek (Project Based
Learning / PJBL) terhadap belajar siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PJBL)
Dalam
rangka implementasi mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi,diperlukan
pendekatan contextual teaching and
learning (CTL). Dimana, pendekatan berasumsi bahwa suatu konsep
belajar guru perlu menghadirkan suasana dunia nyata kedalam kelas dan
memberikan dorongan kepada siswa untuk membuat hubungan antara pengeahuan yang
dimilikinya dengan konteks kehidupan sehari – hari.
Kegiatan
pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui model
pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Model
pembelajaran yang dilakukan ini merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha
peserta didik.
Model
pembelajaran Proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar.
Model
pembelajaran berbasis proyek adalah langkah – langkah pembelajaran berbasis
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang dilakukkan melalui suatu
proyek dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan melalui langkah – langkah
tertentu pula dan untuk menunjukan kapasitas yang sesungguhnya, selain itu
model ini juga berfungsi untuk mengembangkan fungsi otak kanan dan otak kiri
pada diri siswa.
Metode
yang digunakan lebih berfokus pada proses belajar mengajar untuk bahan ajar dan
tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model pembelajaran lebih melihat
pembelajaran sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
B.
Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran
berbasis proyek adalah sebuah model yang inovatif, dan lebih menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran
terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan
siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna
yang lain. Memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam mengonstruksi
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk
nyata.
Pembelajaran
berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Biasanya memerlukan beberapa
tahapan dan beberapa durasi. Tidak hanya sekedar merupakan rangkaian pertemuan
kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Pembelajaran berbasis proyek
memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja (performance),yang secara
umum melakukan kegiatan seperti berikut
1.
Mengorganisasi
kegiatan belajar kelompok mereka
2.
Melakukan
pengkajian atau penelitian
3.
Memecahkan
masalah
4.
Mensintesis
informasi
Pembelajaran
berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman
belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk pelajar usia dewasa, seeperti
siswa, apakah mereka sedang belajar di perguruan tinggi maupun pelatihan
transisionaluntuk memasuki lapangan kerja.
Di
dalam pembelajaran berbasis proyek, pelajar menjadi terdorong untuk lebih aktif
dalam belajar sendiri. Instruktur berposisi di belakang dan pelajar
berinisiatif. Instruktur member kemudahan dan mengevaluasi proyek baik
kebermaknaannya maupun penerapan untuk kehidupan mereka sehari hari. Sesuatu
yang dibuat pelajar selama berjalan di ukur oleh guru atau instruktur dalam
pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbasis proyek guru tidak
lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi hanya menjadi pendamping
dan fasilitator.
Pendekatan
pembelajaran berbasis proyek (project based learning ini mirip dengan
pendekatan belajar berbasis masalah (problem based learning). Karena
kemiripannya itu, dalam literatur istilahnya seringkali dipertukarbalikan.
Keduanya menekankan lingkungan belajar siswa aktif, kerja kelompok
(kolaboratif), dan teknik evaluasi otentik (authentic assessment). Perbedaannya
terletak pada objek. Jika dalam problem based learning, pelajar ebih didorong
dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan
analisis data. Maka dalam project based learning pelajar lebih didorong pada
kegiatan desain, merumuskan pekerjaan, merancang (designing), mengkalkulasi,
melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil.
Seperti
didefinisikan oleh Buck Institute of Education (1999), bahwa pembelajaran
berbasis proyek memliki karakteristik sebagai berikut.
1.
Pelajar membuat
keputusan dan membuat kerangka kerja.
2.
Terdapat masalah
yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
3.
Pelajar
merancang proses untuk mencapai hasil.
4.
Pelajar
bertanggung jawab untuk mendapatkan mendapatkan dan mengelola informasi yang
dikumpulkan.
5.
Melakukan
evaluasi secara kontinu.
6.
Pelajar secara
teratur melihat kembali apa yang mereka telah kerjakan.
7.
Hasil akhir
berupa produk yang telah di evaluasi.
Oakey
(1998) mempertegas konsep dan karakteristik project based leaning dengan
membedakannya dengan problem based learning yang seringkali saling
dipertukarkan dalam penggunaan istilah ini. Istilah project based learning dan problem
based learning masing-masing digunakan untuk menyatakan strategi pembelajaran.
Kemiripan kedua konsep pembelajaran itu dan penggunaan singkatan yang sama
menghasilkan kerancuan didalam literatur dan penelitian, meskipun sebenarnya
diantara keduanya berbeda.
Project
based learning dan problem based learning memiliki beberapa kesamaan
karakteristik. Keduanya adalah strategi pembelajaran yang dimaksudkan untuk
melibatkan pelajar didalam tugas-tugas otentik dan dunia nyata agar dapat
memperluas belajar mereka. Pelajar diberi tugas proyek atau problem yang
open-ended dengan lebih dari satu pendekatan atau jawaban, yang menstimulasikan
situasi professional. Kedua pendekatan ini juga didefinisikan sebagai
student-centered, dan menempatkan peranan guru sebagai fasilitator. Pelajar
dilibatkan dalam project atau problem based learning yang secara umum bekerja
di dalam kelompok secara kolaboratif, dan di dorong mencari berbagai sumber
informasi yang berhubungan dengan proyek atau problem yang dikerjakan.
Pendekatkan ini menekankan pengukuran hasil belajar otentik dan dengan basis
unjuk kerja (performance-based assessment).
Proyek
dalam pembelajaran berbasis proyek merupakan pusat atau inti kurikulum, bukan
pelengkap kurikulum. Di dalam pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah
strategi pembelajaran. Pelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu
disiplin ilmu melalui proyek. Ada kerja proyek yang mengikuti pembelajaran
tradisional dengan cara memberi ilustrasi. Contoh, praktik tambahan, atau
aplikasi praktik yang diajarkan sebelumnya dengan maskud lain. Akan tetapi
menurut criteria diatas, aplikasi proyek tersebut tidak dapat dikategorikan
sebagai pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan proyek yang dimaksudkan untuk
pengayaan diluar kurikulum juga tidak termasuk pembelajaran berbasis proyek.
Proyek
dalam pembelajaran berbasis proyek adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah
yang mendorong pelajar menjalani dengan keja keras. Konsep-konsep dan
prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat halus dan
agak susah diraba. Definisi proyek bagi pelajar harus dibuat sedemikian rupa
agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatar
belakanginya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam.
Proyek
melibatkan pelajar dalam investigasi konstruktif. Investigasi mungkin berupa
proses desain, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, atau proses
pembangunan model. Akan tetapi, agar dapat disebut proyek memenuhi kriteria
pembelajaran berbasis proyek, aktivitas inti dari proyek itu harus meliputi
transformasi dan konstruksi pengetahuanpada pihak pelajar. Jika pusat atau inti
kegiatan proyek tidak menyajikan tingkat kesulitan bagi anak, atau dapat
dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari.
Proyek yang dimaksud adalah tidak lebih dari sebuah latihan, dan bukan proyek
pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran
berbasis proyek bisa menjadi bersifat revolusioner di dalam isu pembaruan
pembelajaran. Proyek dapat mengubah hakikat hubungan antara guru dan pebelajar.
Proyek dapat mereduksi kompetisi di dalam kelas dan mengarahkan pebelajar lebih
kolaboratif daripada kerja sendiri-sendiri. Proyek juga dapat menggeser fokus
pembelajaran dari mengingat fakta ke eksplorasi ide.
C.
Penerapan
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning / PJBL) Terhadap Belajar
Siswa
Pembelajaran
adalah sebuah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa.
Dalam
pembelajaran ada model pembelajaran. Istilah model pembelajaran sangat dekat
dengan pengertian stategi pembelajaran. Meskipun demikian, pengertian model
pembelajaran ini dibedakan dari pengertian strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada suatu strategi, metode, dan teknik. Secara sederhana, pendekatan
pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai proses belajar siswa yang
sedang berkembang untuk mencapai perkembangannya.
Metode
yang digunakan lebih berfokus pada proses belajar mengajar untuk bahan ajar dan
tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan model pembelajaran lebih melihat
pembelajaran sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.
Model
pembelajaran dapat dedefinisikan sebagai sebuah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar
merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Pemilihan model
pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik
setiap kompetensi dasar yang disajikan. Tidak semua model pembelajarn cocok
untuk setiap kompetensi dasar. Guru perlu memilih dan menentukan mosdel
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan
siswa, serta antara siswa dengan siswa.
Untuk
penerapan belajar menggunakan pembelajaran berbasis proyek (PJBL) terhadap
siswa agar lebih meneyenangkan, tentu para guru harus memikirkan bagaimana agar
suasana belajar lebih menyenangkan dan hidup.
Model
pembelajaran Proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Model pembelajaran ini menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Kegiatan
pembelajaran ini dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui model
pembelajaran ini, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun
(a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek
kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung siswa dapat melihat berbagai elemen utama
sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. Model
pembelajaran yang dilakukan ini merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi perhatian dan usaha siswa.
Dari
pengertian diatas, kita tentu dapat mensiasati bagaimana caranya agar siswa
berasumsi bahwa pelajaran tertentu tidak menjadi mata pelajaran yang menakutkan
tetapi menjadi menyenangkan. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek,
kita bisa melakukan pembelajaran dengan kegiatan sehingga proses pembelajaran
akan lebih menarik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Model
pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Guru menugaskan siswa untuk
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Model pembelajaran berbasis proyek adalah langkah –
langkah pembelajaran berbasis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang
dilakukkan melalui suatu proyek dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan
melalui langkah – langkah tertentu pula dan untuk menunjukan kapasitas yang
sesungguhnya, selain itu model ini juga berfungsi untuk mengembangkan fungsi
otak kanan dan otak kiri pada diri siswa.
Metode yang digunakan lebih berfokus pada proses
belajar mengajar untuk bahan ajar dan tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan
model pembelajaran lebih melihat pembelajaran sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan
pada diri siswa.
Model pembelajaran adalah hal yang sangat penting
untuk diperhatikan oleh pelaksana pembelajaran. Tentu banyak unsur pelaksanaan
pembelajaran, namun model pembelajaran merupakan satu unsur pembelajaran yang
sangat penting untuk mendapatkan perhatian lebih. Pada kurikulum tersebut
dikembangkan tiga model pembelajaran yaitu model pembelajaran discovery
learning, model pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran proyek.
Masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Namun guru tidak perlu memperuncing kekurangn-kekurangan pada masing-masing
model pembelajarn yang dimaksud. Hal yang penting bagi guru adalah memahami,
menerapkan dan mengembangkan masing-masing model pembelajaran ini sehingga
proses pembelajaran menjadi efektif dan efesien serta berjalan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Guru perlu melakukan inovasi-inovasi
dari tiga model pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan
kelas serta saranan prasarana yang ada.
Penerapan belajar menggunakan pembelajaran berbasis
proyek (PJBL) terhadap siswa agar lebih meneyenangkan, menuntut guru untuk
membawa realita sehari – hari kedalam kelas agar pembelajaran tidak berpusat lagi
pada guru dan siswa hanya menjadi objek sehingga membuat siswa tidak dapat
melihat alternative lain untuk dapat menyelesaikan masalahnya secara efektif
dan efesien.
Oleh karena itu model pembelajaran berbasis proyek
siswa diharapkan untuk mengembangkna sendiri pengetahuannya tanpa menghilangkan
peran seorang guru sebagai fasilitator dan klarisifikator.
DAFTAR PUSTAKA
Endah,
purworini. 2004. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan
Habit of Mind.
ChanLin, Lih-Juan.
2008. Technology Integration Applied To Project-Based Learning In Science. Innovations
in Education and Teaching International. Taiwan. Department of Library &
Information Science.
Lucky Club Casino Site - Live Online Casino & Slots
BalasHapusLucky Club Casino, is a brand new online casino founded in 2018. With luckyclub over 3000 casino games from the world's best providers, Lucky Club is a trusted